Senin, 24 Mei 2010

Cahaya Membaca surah Al - Kahfi

Salah satu doa orang beriman yang diabadikan di dalam Al-Qur’an ialah:

رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

"Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS At-Tahrim ayat 8)

Doa ini dipanjatkan kepada Allah ta’aala oleh orang-orang beriman pada saat mereka melintasi jembatan di atas neraka. Suatu jembatan yang digambarkan oleh Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sebagai ”lebih halus dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang.” Setiap orang yang pernah mengucapkan kalimat tauhid akan melintasi jembatan yang membentang di atas neraka.

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا

”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.” (QS Maryam ayat 71)

Ketika menyeberangi jembatan tersebut keadaan sangat mencekam dan gelap. Sehingga Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyatakan bahwa orang akan menyeberangi jembatan itu sesuai cahaya yang ia miliki. Cahaya tersebut berbanding lurus dengan tingkat keimanan dan amal kebaikan yang telah diinvestasikan seseorang sewaktu hidupnya di dunia. Orang yang beriman akan sanggup menyeberanginya hingga selamat sampai ke ujung. Sedangkan orang munafiq akan mengalami gangguan dalam menyeberanginya sehingga mereka bakal jatuh terjungkal ke dalam panasnya api neraka di bawah jembatan tersebut.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَدْعُو النَّاسَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِهِمْ سِتْرًا مِنْهُ عَلَى عِبَادِهِ، وَأَمَّا عِنْدَ الصِّرَاطِ، فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي كُلَّ مُؤْمِنٍ نُورًا، وَكُلَّ مُؤْمِنَةٍ نُورًا، وَكُلَّ مُنَافِقٍ نُورًا، فَإِذَا اسْتَوَوْا عَلَى الصِّرَاطِ سَلَبَ اللَّهُ نُورَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ، فَقَالَ الْمُنَافِقُونَ: "انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ"[الحديد آية 13] وَقَالَ الْمُؤْمِنُونَ: "رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنا"[التحريم آية 8] فَلا يَذْكُرُ عِنْدَ ذَلِكَ أَحَدٌ أَحَدًا.

“Allah ta’aala akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka, ada tirai penghalang dari-Nya atas hamba-hambaNya. Adapun di atas jembatan Allah ta’aala memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka telah berada di tengah jembatan, Allah ta’aala-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.”(QS AtTahrim ayat 8) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.” (AlHadid ayat 13) Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079)

Saudaraku, sungguh ini merupakan peristiwa yang sangat menakutkan. Sebab tidak seorangpun yang tahu apakah dirinya akan sanggup selamat hingga ke ujung jembatan pada saat itu. Maka marilah kita pelihara dan selalu tingkatkan ketaqwaan kita. Sebab Allah ta’aala menjamin bahwa orang-orang bertaqwa pasti akan diselamatkan dari api neraka. Hanya mereka yang zalim-lah yang akan dibiarkan terjungkal dari jembatan dan merasakan siksa neraka.

ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

”Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam ayat 72)

Bahkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam menegaskan dalam sebuah hadits bahwa orang bertaqwa tidak akan merasakan panasnya neraka karena Allah ta’aala akan jadikan api neraka laksana api yang menyentuh Nabi Ibrahim’alihis-salaam, yakni terasa dingin dan selamat bagi muttaqin.

لَا يَبْقَى بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ إِلَّا دَخَلَهَا فَتَكُونُ عَلَى الْمُؤْمِنِ بَرْدًا وَسَلَامًا كَمَا كَانَتْ عَلَى إِبْرَاهِيمَ حَتَّى إِنَّ لِلنَّارِ أَوْ قَالَ لِجَهَنَّمَ ضَجِيجًا مِنْ بَرْدِهِمْ ثُمَّ يُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَيَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

“Tidak ada orang sholeh dan orang jahat yang tersisa melainkan dia masuk ke neraka. Neraka itu dingin dan menyelamatkan bagi orang beriman, seperti halnya yang dialami Ibrahim sehingga neraka itu gaduh lantaran dinginnya mereka. Kemudian Allah ta’aala menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (HR Ahmad 13995)

Dan dalam hadits lainnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam memberikan kabar gembira bahwa orang-orang beriman yang sholeh akan dikeluarkan dari neraka karena amal baiknya.

{ وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا } قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرِدُ النَّاسُ النَّارَ كُلُّهُمْ ثُمَّ يَصْدُرُونَ عَنْهَا بِأَعْمَالِهِمْ

“Dan tidak ada seorangpun darimu, melainkan mendatangi sekitar neraka itu.” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Seluruh manusia datang ke sekitar neraka, kemudian mereka keluar dari sana dengan amal baiknya.” (HR Ahmad 3927)

Maka, saudaraku, marilah kita persiapkan bekal cahaya sebanyaknya guna menerangi lintasan kita di atas jembatan tersebut kelak. Dan salah satu bentuk upayanya ialah dengan secara disiplin setiap hari Jum’at membaca surah Al-Kahfi.

أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : « إن من قرأ سورة الكهف يوم الجمعة أضاء له من النور ما بين الجمعتين »

“Sesungguhnya barangsiapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jum’at, niscaya ia akan diterangi oleh cahaya antara dua Jum’at.” (HR Hakim 3349)

Bila setiap hari Jum’at kita disiplin membaca surah Al-Kahfi, maka insyaAllah hidup kita sepanjang umur akan senantiasa deterangi cahaya untuk bekal keselamatan di akhirat, khususnya ketika melintasi jembatan di atas neraka. Amin.-

Jangan Lupa Membaca Surah Al-Kahfi di Hari Jum’at

“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Allahumma sholli ‘ala nabiyyina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Betapa banyak orang lalai dari amalan yang satu ini ketika malam Jum’at atau hari Jum’at, yaitu membaca surat Al Kahfi. Atau mungkin sebagian orang belum mengetahui amalan ini. Padahal membaca surat Al Kahfi adalah suatu yang dianjurkan (mustahab) di hari Jum’at karena pahala yang begitu besar sebagaimana berita yang dikabarkan oleh orang yang benar dan membawa ajaran yang benar yaitu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits-hadits yang membicarakan hal ini kami bawakan sebagian pada posting yang singkat ini. Semoga bermanfaat.

Hadits pertama:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.” (HR. Ad Darimi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471)

Hadits kedua:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6470)

Inilah salah satu amalan di hari Jum’at dan keutamaan yang sangat besar di dalamnya. Akankah kita melewatkan begitu saja [?]

Semoga Allah selalu memberikan kita ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh sesuai tuntunan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Al Kahfi dan Fitnah Dajjal

Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi, ia akan terjaga selama
delapan hari dari setiap fitnah, jika Dajjal keluar dalam delapan hari
Allah akan menjaganya dari fitnah Dajjal." Hadis ini bersumber dari
Ubay bin Ka'b dari Nabi saw. (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 242)

Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi, ia tidak
akan terkena bahaya fitnah Dajjal, barangsiapa yang membaca seluruh
ayatnya ia akan masuk surga." Hadis ini bersumber dari Sammarah bin
Jundab dari Nabi saw. (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 242)

Rasulullah saw bersabda:
"Maukah aku tunjukkan padamu suatu surat yang diikuti oleh seribu
malaikat ketika diturunkan, dan keagungannya memenuhi antara langit
dan bumi?" Sahabat menjawab: Mau. Rasulullah saw bersabda: "Surat
Ashhabul Kahfi. Barangsiapa yang membacanya pada hari Jum'at, Allah
akan mengampuni dosanya sampai Jum'at berikutnya dan ditambah tiga
hari, diberi cahaya yang mencapai ke langit, dan akan terjaga dari
fitnah Dajjal."
(Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 3: 243)

Sabtu, 22 Mei 2010

Bila Al Qur'an bisa bicara

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu

Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya

Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa

Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan

Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian

Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.


Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia

Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...


Ketika memulai aktivitas, engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Di waktu senggang engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada lantunanku yang berisi ayat Alloh
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun

Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan, update status, dan gambar sampa

Kiriman temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu


Apkah engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton acara musik, Film dan Sinetron

Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang seadanya
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.


Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ?

Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.
Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.


Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu


Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui

Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.


Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa masukkan aku di daftar mp3mu

Pilihlah murottal favoritmu

Agar engkau senantiasa menikmatiku dalam sadar dan penuh haru
Bawalah aku dalam aktivitasmu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu


Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....
Maha Benar Allah, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Andaikata Rasulullah SAW Menjadi Tamu Kita

Bayangkan apabila Rasulullah SAW dengan seijin Allah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita……..


Beliau datang dengan tersenyum dan muka bersih di muka pintu rumah kita,

Apa yang akan kita lakukan ?

Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau erat-erat dan lantas mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita. Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar Rasulullah SAW sudi menginap beberapa hari di rumah kita.

Beliau tentu tersenyum.


Tapi... barangkali kita meminta pula Rasulullah SAW menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat Video CD favorit yang ada di ruang tengah dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke dalam.

Beliau tentu tetap tersenyum.

Atau barangkali kita teringat akan poster-poster idola yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke belakang secara tergesa-gesa. Barangkali kita akan memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang ada di ruang samping dan kita meletakkannya di ruang tamu.

Beliau tentu tersenyum.


Bagaimana bila kemudian Rasulullah SAW bersedia menginap di rumah kita ?

Barangkali kita teringat dengan adik dan kakak kita lebih hapal lagu-lagu barat daripada menghapal Sholawat kepada Rasulullah SAW. Barangkali kita menjadi malu bahwa adik dan kakak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah Rasulullah SAW karena kita lupa dan lalai mengajari dan mengenalkan kpd mereka

Beliau tentu tersenyum……


Barangkali kita menjadi malu bahwa family kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan sahabatnya tetapi hapal di luar kepala mengenai BBF Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar mandi menjadi ruang Shalat. Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian yang pantas untuk berhadapan kepada Rasulullah SAW.

Beliau tentu tersenyum……..


Belum lagi koleksi buku-buku kita. Belum lagi koleksi CD,VCD, dan DVD kita. Kemana kita harus menyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita ?Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita tidak pernah ke masjid meskipun azan berbunyi

Beliau tentu tersenyum…


Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga kita malah sibuk di depan TV. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca Al Qur’an. Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita. Beliau tentu tersenyum…….


Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita. Barangkali kita menjadi malu jika Rasulullah SAW bertanya tentang nama dan alamat tukang penjaga masjid di kampung kita. Betapa senyum beliau masih ada di situ…….


Bayangkan apabila Rasulullah SAW tiba-tiba muncul di depan rumah kita... Apa yang akan kita lakukan ?

Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilahkan beliau masuk dan menginap di rumah kita ?

Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu.


Maafkan kami ya Rasulullah….

Masihkah beliau tersenyum ? Senyum pilu, senyum sedih dan senyum getir…..Oh betapa memalukannya kehidupan kita saat ini di mata Rasulullah.

Jumat, 21 Mei 2010

Munajat ku

Kembali ku bermunajat kepada-Mu
Kembali ku memohon ttg cinta-Mu

Duhai Allah...

Engkau yang menciptakan diri ini
Duhai Allah...
Hanya Engkau yang bisa membolak balikkan hati hamba-hamba-Mu
Aku Memohon cinta-Mu Ya.... Rabb...

Jangan biarkan cinta-Mu terkotori oleh nafsuku...

Bagiku ini tidak mudah ...
ini masalah hati,
perasaan,

Jantungku berdebar sangat cepat...

dada ini sesak...

Ya Allah …

Seandainya telah Engkau catatkan dia akan menjadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dangan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Duhai ... Allah, yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini ke Tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah…

Seandainya telah Engkau Takdirkan….
…. Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Jauhkanlah ia dengan cara-Mu

Dan perihalah aku dari kekecewaan

Serta ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Memahami ...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
agar dada ini tidak sesak
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Duhai... Allah ...

Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah ...

Cukuplah engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat

Jangan biarkan diri ini sendirian tanpa KehadiranMu

agar jiwa dan hati ini damai bersamaMu
Jadikan diri ini menjadi orang yang tidak pernah kecewa
Dengan segala apapun yang telah Engkau tetapkan dan gariskan …
Jadikan diri ini menjadi orang yang slalu bersyukur
Atas segala karunia dan nikmat yang telah Engkau berikan…
Ya Alloh, jadikanlah segala apapun yang aku tatap
Membuat diri ini selalu takjub kepada-Mu….
Jadikan lisanku ini, menjadi lisan yang slalu basah menyebut nama-Mu

Duhai Allah...

Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhoi

Amin.... ya Rabbal ’alamin

Kamis, 20 Mei 2010

Sakratul Maut

Menurut sebagian besar ulama, dekat-dekat akan meninggal malaikat maut akan berulang-ulang mengunjungi orang yang akan meninggal itu. Kadang-kadang ia menunjukan dirinya dengan jelas, bahkan kadang-kadang suaranya jelas terdengar oleh yang bersangkutan. Kedatangan malaikat maut ini sebenarnya adalah suatu peringatan, bahkan tidak lama lagi orang itu akan meninggal. Rupanya malaikat maut ingin memberi peringatan agar orang itu bersiap-siap dengan perbekalannya. Junjungan kita yang mulia, Rasulullah SAW dalam hal ini telah bersabda :

"Apabila Allah bermaksud baik kepada seseorang hamba, maka bentuk malaikat maut itu akan disesuaikan dengan amal salehnya sebelum mati".

Berdasarkan hadits ini, jelaslah bahwa bentuk malaikat maut yang datang itu bergantung kepada tingkat iman dan amal salehnya seseorang. Semakin banyak amal saleh orang itu, maka bentuk malaikat maut yang datang akan semakin menyenangkan. Dan sebaliknya semakin besar dosanya, maka bentuknya akan semakin menakutkan.


Dalam hadits lain, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa sebaik-baik sikap pada waktu meninggal adalah ingat kepada Allah dengan mengucapkan Lailaha Ilallah. Pada kenyataannya, amat jarang orang yang mampu mengucapkan kalimat sakral ini dengan keikhlasan yang mendalam. Mari kita coba bersama-sama untuk menelaahnya.


Menurut para ahli, pada saat seseorang akan meninggal, yaitu pada saat roh sudah sampai di tenggorokan, maka ingatan, akal, dan ilmu akan hilang. Yang berfungsi hanyalah alam bawah sadarnya. Pada saat kritis ini, setan berusaha sekuat tenaga dengan berbagai cara mengalihkan perhatian orang yang sedang sekarat itu agar jangan sampai mengucapkan Lailaha Illallah. Macam-macam akal dikeluarkannya, mungkin ia menjelma menjadi bentuk ayah atau ibunya yang telah meninggal, atau pun ia menjelma menjadi bentuk yang menakutkan. Semua akal-aklan setan ini tujuannya hanya satu, yaitu agar orang yang sedang sekarat itu terlena atau takut, sehingga akhirnya ia akan lupa kepada Allah. Oleh karena itu, bila kita melihat orang yang sedang berjuang dalam sakratul maut, maka bantulah ia dengan membisikan berulang-ulang kalimat Lailaha Illallah sebagaimana petunjuk yang diberikan Rasulullah SAW:

"Talkinkan olehmu orang yang sedang dalam sakratulmaut itu, dengan mengucapkan Lailaha Illallah. Orang yang mengakhiri perkataannya itu dengan kalimat syahadat, maka dia akan dimasukkan ke dalam syurga".

Salah seorang sahabat Rasulullah SAW, yaitu Umar bin Khatab berkata, "Ucapkanlah kepada mereka yang sedang dalam sakratul maut itu Lailaha Illah. Mereka itu melihat apa-apa yang tidak terlihat olehmu".


Bagaimana cara mengatasi godaan setan pada waktu sakratulmaut?

Godaan setan yang maha berat pada waktu sakratul maut ini, hanya dapat diatasi dengan satu cara, yaitu rasa cinta yang mendalam kepada Allah SWT. Karena, apa yang paling dicintai, apa yang menjadi kerinduan siang dan malam, maka itulah yang akan teringat oleh kita pada waktu nafas terakhir.

Seringkali kita jumpai orang sekarat yang menepis atau menolak bila dibisikkan "Lailaha Illallah" ditelinganya. Hal ini terjadi karena dalam keadaan sekarat, akal telah pergi, ingatan hilang, hati nurani akan mengenyampingkan semua hal, kecuali pada apa yang dicintai saja. Oleh karena itu, bila kita ingin pada saat meninggal nanti hanya ingat kepada Allah dengan mengucapkan "Lailaha Illallah" maka pupuklah rasa cinta kepada Allah. Karena, sekali lagi, dalam keadaan sekarat, akal akan beku, sedangkan hati hanya mampu mengingat apa-apa yang kita cintai saja.


Rasa cinta jelas mustahil muncul dalam sekejap. Sangat logis bila mengharapkan rasa cinta pada Allah itu muncul pada waktu sakratul maut, di mana akal sudah tidak normal dan setan sedang menggoda dengan seberat-beratnya godaan, serta badan menanggung rasa sakit yang luar biasa seperti ditusuk-tusuk dengan 300 tusukan pedang.

Untuk menumbuhkan rasa cinta pada Allah, biasakanlah berzikir mengingat-Nya. Jadikan Allah itu menjadi kekasih, dan letakkanlah Dia dalam rongga hati kita yang paling dalam.


Para ulama mengatakan, setelah selesai tanya jawab dalam kubur maka roh selanjutnya di alam barzah akan ditempatkan pada tempat-tempat yang sudah disiapkan untuknya, yaitu sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup di alam dunia. Yang amal salehnya banyak, yaitu selalu taat mengerjakan perintah-perintah Allah, akan menempati tempat yang bagus sekali, lebih indah dari kesenangan yang terdapat dalam mimpi. Sedangkan bagi yang selalu membangkang pada perintah-perintah Allah akan mengalami penderitaan yang luar biasa pahitnya, naudzhubillah. Bagi mereka itu, alam barzah adalah benar-benar tempat derita dan sengsara. Dalam hal ini Rasulullah SAW, bersabda:

"Jangalah kamu memaki orang yang telah mati. Karena sesungguhnya mereka telah menemui apa yang mereka amalkan semasa hidupnya".


Marilah dari sekarang kita sadari, bahwa banyak harta sedikit amal saleh ternyata tidak ada gunanya sama sekali. Harta yang dicari mati-matian waktu di dunia, akan dibagi-bagi oleh ahli waris. Bayangkanlah, berpayah-payah mengumpulkan harta, kadang-kadang sudah Maghrib masih di kantor, harta tertumpuk, kita meninggal. Masih terbaring mayat kita di tempat tidur, belum dimandikan dan belum di kafani, para ahli waris sudah bertengkar memperebutkan harta yang kita kumpulkan mati-matian itu. Payah-payah mengumpulkan harta selama ini ternyata hanya untuk mengadu anak berkelahi dengan anak mengenai warisan. Yang dapat kita bawa serta masuk ke liang kubur hanyalah secarik kain kafan, yaitu kain putih sepanjang empat hasta. Tidak lebih dari itu!.

Rasulullah SAW yang mulia bersabda :

"Sesungguhnya kubur adalah tahap pertama dari beberapa tahap tempat di akhirat. Kalau seseorang telah selamat disitu, maka tahap yang sesudahnya akan lebih enteng, dan kalau tidak selamat di situ, tahap yang sesudahnya akan lebih berat lagi".


Ingin saya sampaikan sekali lagi, mengucapkan kalimat "Lailaha Illallah" dengan sepenuh perasaan pada saat sakratul maut. Selintas kedengarannya mudah, namun kenyataannya hanya orang tertentu saja yang sanggup melaksanakannya. Hal ini disebabkan antara lain karena :

  1. Pada waktu sakratul maut, akal atau ingatan sudah tidak berfungsi normal, bahkan dapat dikatakan hilang.
  2. Setan menggoda dengan seberat-beratnya godaan. Biasanya setan muncul di penglihatan orang sekarat itu menyerupai orang-orang yang dikenal dekat dan sudah meninggal.
  3. Rasa sakit yang amat sangat, seolah-olah ditusuk oleh 300 pedang. Dalam keadaan payah seperti itu, jelaslah yang bekerja hanyalah alam bawah sadar saja, yang teringat adalah hanya apa-apa yang kita cintai dan kita rindukan siang malam.

Agar kita mampu mengucapkan pengakuan "Lailaha Illallah" pada saat akan meninggal, maka kita harus cinta atau dekat kepada Allah SWT yang tertanam sampai ke dalam lubuk hati. Untuk itu, satu-satunya jalan adalah: berjihad menundukan nafsu agar menjadi manusia yang bertaqwa!. Ingatlah, kuburan bergerak secara pasti menghampiri kita dengan kecepatan 60 menit perjam. Dan di akhirat nanti, tidak ada jalan keluar dari neraka.



Wallahu a'lam bish-shawab. (TA)

Obsesi terhadap Akhirat

Sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa akhirat menjadi obsesinya, maka Allah menjadikan semua urusannya lancar, hatinya kaya dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk. Dan, barangsiapa dunia menjadi obsesinya, maka Allah mengacaukan semua urusannya, menjadikannya miskin dan dunia datang kepadanya sebatas yang ditakdirkan untuknya.” Ibnu Majah meriwayatkan dengan sanad shahih


Barangsiapa akhirat menjadi kesibukan utamanya dan obsesinya, maka setiap hari ia ingat perjalanan hidupnya kelak, apa pun yang ia lihat di dunia pasti ia hubungkan dengan akhirat, dan akhirat selalu ia sebut di setiap pembahasannya. Ia tidak bahagia kecuali karena akhirat, tidak sedih kecuali karena akhirat. Tidak ridha kecuali karena akhirat. Tidak marah kecuali krn akhirat. Tidak bergerak, kecuali karena akhirat. Dan tidak berusaha kecuali krn akhirat.

Siapa saja yang bisa seperti itu, ia diberi tiga kenikmatan oleh Allah Ta’ala. Nikmat yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki diantara hamba-hambaNya. Yaitu orang-orang yang menyiapkan jiwa mereka hanya untuk ALLAH Ta’ala dan tdk ada selain DIA yang masuk ke hati mereka, baik itu berhala-berhala dunia, atau perhiasan, atau pesonanya.

Nikmat tersebut adalah sebagai berikut:

  • Seluruh urusan lancar

Allah SWT memberinya ketentraman dan kedamaian, mengumpulkan semua idenya, meminimalkan sifat lupanya, mengharmoniskan keluarganya, menambah jalinan kasih sayang antara dirinya dan pasangannya, merukunkan anak-anaknya, mendekatkan anak2 padanya, menyatukan sanak kerabat, menjauhkan konflik dari mereka, mengumpulkan hartanya, ia tidak pusing memikirkan bisnisnya yg tdk begitu baik, tidak bertindak spt orang bodoh, membuat hati manusia terarah padanya, siapapun mencintainya dan melancarkan urusan-urusan yang lain.

  • Kaya hati

Nikmat yang paling agung adalah kaya hati, sebab Rasulullah SAW bersabda dalam hadits shahih, yg artinya; “ Kekayaan hakiki bukan berarti harta melimpah. Tapi, kekayaan ialah kekayaan hati” (HR. Muslim)

Imam Al Manawi berkata; maksudnya, kekayaan terpuji itu bukan banyak harta dan perabotan. Sebab banyak sekali orang dibuat kaya oleh Allah, namun kekayaannya yg banyak itu tidak bermanfaat baginya dan ia berambisi menambah kekayaannya, tanpa peduli dari mana sumbernya.

Ia seperti orang miskin, karena begitu kuat ambisinya. Orang ambisius itu miskin selama-lamanya. Tapi, kekayaan terpuji dan ideal menurut orang-orang sempurna adalah kekayaan hati.

Di riwayat lain disebutkan kekayaan jiwa. Maksudnya, org yang punya kekayaan jiwa merasa tidak membutuhkan jatah rizkinya, menerimanya dengan lapang dada, dan ridha dengannya, tanpa memburu dan memintanya dengan menekan.

Barangsiapa dijaga jiwanya dari kerakusan, maka jiwanya tentram, agung, mendapatkan kebersihan, kemuliaan, dan pujian. Itu semua jauh lebih banyak ketimbang kekayaan yang diterima orang yg miskin hati. Kekayaan membuat org yg miskin hati terpuruk dalam hal-hal hina dan perbuatan-perbuatan murahan, karena kecilnya obsesi yang ia miliki. Akibatnya, ia menjadi org kerdil di mata orang, hina di jiwa mereka, dan menjadi orang paling hina.

Jika seseorang punya harta yang berlimpah, namun ia tidak qana’ah (merasa cukup) dengan rizki yang diberikan Allah SWT kpdnya, maka ia hidup terengah-engah spt binatang buas dan menjadikan hartanya sbg tuhan baru. Sungguh, ia orang miskin sejati, krn org miskin ialah orang yg selalu tidak punya harta dan senantiasa merasa membutuhkannya.

Dikisahkan, seseorang berkata kepada orang zuhud, Ibrahim bin Adham, lalu berkata, “saya ingin anda menerima jubah ini dariku.” Ibrahim bin Adham berkata,”Kalau Anda kaya, saya mau menerima hadiah ini. Jika anda miskin, saya tdk mau menerimanya.” Orang itu berkata,”saya org kaya.”

Ibrahim bin Adham berkata,”Anda punya jubah berapa?” Orang itu menjawab,”Dua ribu jubah.” Ibrahim bin Adham berkata,”Apakah Anda ingin punya empat ribu jubah?” Orang itu menjawab, “Ya.” Ibrahim bin Adham berkata,”Kalau begitu anda miskin (karena masih butuh jubah lebih banyak lagi). Saya tidak mau menerima hadiah jubah ini darimu.”

  • Dunia datang kepadanya

Saat ia lari dari dunia, justru dunia mengejarnya dalam keadaan tunduk. Spt yg dikatan Ibnu Al-jauzi,” Dunia itu bayangan. Jika engkau berpaling dari bayangan, maka bayangan itu membuntutimu. Jika engkau memburu bayangan, maka bayangan menghindar darimu. Orang zuhud tidak menoleh kepada bayangan dan malah diikuti bayangan. Sedang org ambisius (rakus) tidak melihat bayangan setiapkali ia menoleh kepadanya.”


Sedang orang yang dunia menjadi obsesinya, ia hanya memikirkan dunia, bekerja karenanya, peduli kepadanya, tidak bahagia kecuali karenanya, tidak berteman dan memusuhi orang karenanya. Akibatnya, ia dihukum Allah dengan tiga hukuman;

  • Urusannya kacau

Allah SWT mengacaukan semua urusannya. Hatinya menjadi gundah tidak tenang, pikirannya kacau, jiwanya guncang dan kalut dalam hal yg sepele. Allah SWT mengacaukan hartanya, mengacaukan anak-anak dan pasangannya. Allah SWT membuat manusia antipati kepadanya. Tidak ada seorngpun yang mencintainya sebab Allah SWT menentukannya dibenci orang di bumi.

  • Selalu miskin

Hukuman ini membuatnya selalu tidak puas, padahal memiliki harta banyak. Ia senantiasa merasa miskin. Dan itu menjadikannya lari hingga terengah-engah di belakang harta.

  • Dunia lari darinya

Dunia selalu lari darinya. Ia memburu dunia tapi malah dijauhi dan ia berlari dibelakangnya, persis seperti orang yang mengira fatamorgana itu air. Ketika ia tiba di fatamorgana, ia tidak mendapatkan apa-apa.

Inilah yang membuat Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu berkata, “Obsesi dunia itu kegelapan di hati, sedang obsesi kepada akhirat itu cahaya di hati.”

Bagaimana karakteristik dari orang-orang yang terobsesi pada akhirat?

Kita bisa mengukur dengan membandingkannya pada diri kita.


Sebelumnya mengenai hal ini ada tiga kelompok orang dalam berobsesi thd akhirat:

  • Orang yang lebih sibuk dengan akhirat daripada dunia.

Mereka mebuat hidupnya didominasi oleh akhirat. Dunia hanya diletakkan digenggaman tangannya bukan di hatinya. è kelompok orang yang sukses

  • Orang yang lebih sibuk dengan dunia daripada dengan akhirat

Mereka begitu cinta dunia hingga dunia menguasainya dan membuatnya lupa total kepada akhirat dan mereka juga tidak tahu bahwa dunia itu jembatan menuju akhirat. kelompok orang yang celaka

  • Orang yang sibuk dengan keduanya sekaligus.

Mereka tidak ingin masuk pada kelompok pertama atau kedua, namun ingin mendapatkan sebagian karakteristik kelompok pertama dan sebagian kelompok kedua. è kelompok orang yang dalam kondisi kritis.

Tentunya kita tidak ingin masuk ke dalam kelompok kedua dan ketiga, karenanya kita perlu mengetahui karakteristik kelompok pertama yaitu orang-orang yang sukses.


Karakteristik dari kelompok pertama antara lain:

  • Sedih karena akhirat

Sedih karena akhirat membuat orang punya perasaan takut Allah Ta’ala meng-hisab dirinya pd Hari Kiamat, lalu ia meng-hisab dirinya sebelum ia dihisab kelak di akhirat.

  • Selalu mengadakan Muhasabah (evaluasi diri)

Umar bin Khattab Ra berkata “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang. Dan, bersiap-siaplah menghadapi Hari Kiamat.”

  • Selalu beramal utk akhirat

Amal shalih bukan hanya shalat, puasa, membaca Al-qur’an dan dzikir, tapi amal shalih adalah apa saja yang dicintai Allah Ta’ala.

  • Trenyuh melihat pemandangan kematian

Seorang tabi’in Ibrahim An Nakhai berkata, “Jika kami datang ke rumah orang yang meninggal atau mendengar ada orang yang meninggal dunia, hal itu membekas pada kami hingga berhari-hari, karena kami tahu ada sesuatu (ajal) datang pada org tersebut, lalu membawanya ke surga atau neraka”

Itulah pengingat bagi kita semua, bahwa sesungguhnya kehidupan ini adalah sarana untuk kembali kepada Allah, sekolah yang raportnya nanti akan dibagikan di akhirat. Mari kita sama-sama mengevaluasi diri kita, selalu meluruskan niat kita hanya kepada Allah dan berdoa kepada memohon ketetapan iman di hati sampai pada hari penutup kita nanti.


“Yaa muqollibalquluub tsabbit qolbiy alaa diinika” Wahai Dzat yang membolak-balik hati, kokohkan hatiku tetap berada di atas agamamu.


Wallahu’alam