Selasa, 24 Mei 2011

Menjaga Kondisi Hati

Hadis riwayat Aisyah ra. istri Nabi saw.:

Rasulullah saw. bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah itu Maha Lembut yang menyukai kelembutan. Allah akan memberikan kepada orang yang bersikap lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang bersikap keras dan kepada yang lainnya.

Hati adalah Raja. Seluruh tubuh adalah pelaksana semua titahnya yang selalu siap untuk menerima arahannya.

Rasulullah saw bersabda: “Ketahuilah di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik maka baik pulalah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hati berada dalam genggaman Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dialah yang membolak balikkan hati kita. Namun kita harus senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki dan menjaganya serta berusaha agar tetap istiqamah dalam kebaikan.

Jika kita lalai atau kurang waspada dalam menjaganya, maka bersiap siaplah untuk kejatuhan bahkan kehancuran iman kita.

Tiga Jenis Hati

· Hati Sehat

Hati yang selamat dari hawa nafsu syahwat yang bertentangan dengan perintah Allah dan laranganNya, dan dari semua syubhat yang memanglingkan dari kebenaran. Selamat dari peribadatan dan penghambaan diri kepada selain Allah.

· Hati Sakit

Hati yang masih seimbang antara hawa nafsu dan ruhiyahnya, mudah munafik. Hati yang hidup tapi ada penyakitnya. Hati orang yang taat terhadap perintah-perintah Allah tetapi kadangkala juga berbuat maksiat, dan kadang-kadanalang salah satu di antara keduanya saling berusaha untuk mengalahkannya.

· Hati Mati

Hati yang tidak mengenal Rabbnya, tidak melakukan ibadah sesuai dengan apa yang diperintahkanNya, dicintaiNya, dan di ridhoiNya.

Hati yang tidak pernah peduli. Dan hanya sibuk untuk memuaskan dirinya.

Proses hati yang mati adalah berawal dari hati yang mengeras, membatu, tertutup dan kemudian terkunci.

Untuk menjaga kondisi hati senantiasa istiqomah berada di jalan Allah, maka hati harus bersih dari segala kotoran dan lembut dari segala kekerasan (hati). Kesibukan dan rutinitas kita yang menguras tenaga dan pikiran, serta interaksi yang terus menerus dengan masalah duniawi, jika tidak diimbangi dengan "makanan-makanan" hati, terkadang membuat hati menjadi keras, kering, lalu mati... Padahal sebagai seorang mukmin, dalam melihat berbagai macam persoalan kehidupan, haruslah dengan mata hati yang jernih.

Keadaan Fisik atau jasmani Kita penting untuk diperhatikan juga, namun tidak lantas kita melupakan kondisi hati , memperbaiki dan menjaganya juga, karena kondisi hati inilah yang jauh lebih penting. mengapa ? karena hati kita-lah yang senantiasa dilihat oleh Allah, "Ketahuilah,sesungguhnya Allah tidak memperhatikan bentuk-bentuk luar kamu. Yang Allah perhatikan adalah hati kamu." (hadits)

Oleh karena itu, menjaga dan menata hati, hendaklah menjadi prioritas penting dalam hidup ini, karena jika Hati itu ibarat sebuah besi, dia akan berkarat apabila lama tak diasah atau atau dibiarkan saja. Hati ibarat tumbuhan yang senantiasa harus selalu dirawat dan disirami agar tetap tumbuh, dan jika dibiarkan ia akan layu dan mati. Sedangkan manusia yang diberikan Hati OlehNYA akan terus dikelilingi oleh musuh dalam melakukan perjalanan sementaranya didunia. Nafsu amarah yang selalu membawa kepada kehancuran, begitu juga dengan nafsu syahwat dan syetan selalu mengiringinya dan selalu siap sedia menggodanya disetiap kesempatan.

Untuk Itulah manusia yang ingin tetap hati nya terjaga,senantiasa Berdzikir (mengingat Allah) untuk membentengi hatinya tersebut. Dzikir (mengingat Allah) dalam situasi apapun. Susah dan senang selalu menyertakan Allah di dalamnya, dan tentunya berdzikir dengan menyertakan hati kita, bukan hanya di lisan.

Sesungguhnya kita termasuk yang beruntung ketika menjaga hati kita dari"kematian hati", "Dan banyak-banyaklah mengingat Allah supaya kamu memperoleh keberuntungan." (Al Anfaal:45). Dalam ayat yang lain Allahberfirman, "Dan laki-laki dan wanita yang banyak menyebut (nama) Allah,Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar."(Al Ahzab:35).

Dzikir adalah kehidupan bagi hati dan kelapangan dada. Dengan mengingatNYA, cukuplah Allah sebagai tempat kita mengadu dikala Sulit dan tempat berbagi saat kita Senang. Seberat apapun beban yang dipikulakan terasa ringan jika senantiasa mengingat Allah. Karena harus diyakini bahwa Allah SWT tidaklah memberikan cobaan yang berada diluar kemampuan hambaNya. Dengan membiasakan hati berzikir kepada Allah akanmembuat hati ini merasa aman dari segala bentuk kegelisahan dankejahatan makhlukNya, dan tentu saja menjadikan hati kita sebagai raja yang mengendalikan akal pikiran kita, agar mampu berpikir dan bertindak dengan menyertakan hati. dalam keadaan, duduk, berdiri atau berbaringsekalipun, Mengingat Allah tetap bisa dilakukan, "Bila seorang Mukmin"pergi" ke Pembaringan dengan MENGINGAT ALLAH, sungguh...Tempat Tidurnyamenjadi "Masjid Allah". (Hasan Bashri)

Jika kita terus mengingatNya maka hati kita akan diliputi oleh perasaan tenang karena segala yang terjadi merupakan Kehendak Allah SWT atas hambanya sedangkan kewajiban kita hanyalah menjalani segala kehendak yang Allah berikan dengan sebaik-baiknya. Ingatlah selalu akan firman Allah yang artinya, "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenang.(Ar Ra'du:28)